top of page

Tradisi Jelang Ramadhan yang Mengedukasi dan Melestarikan Budaya Bangsa

Umat islam di seluruh dunia sebentar lagi akan menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Sudah banyak persiapan yang dilakukan, meski Ramadhan tahun ini sama dengan tahun lalu yaitu masih dalam kondisi pandemi. Kabar baiknya, kondisi sekarang sudah jauh lebih baik dari tahun lalu, dimana masyarakat sudah diperbolehkan untuk beribadah diluar rumah asalkan dalam 1 lingkungan yang saling mengenal. Dalam menyambut bulan suci, ada banyak sekali tradisi yang dilakukan masyarakat di seluruh penjuru nusantara. Kami merangkumnya dari berbagai sumber sebagai gambaran bahwa Indonesia memiliki kekayaan budaya yang luar biasa.

Aula Citra Alam Riverside untuk gelar acara religius
Kegiatan Religius di Citra Alam Riverside (foto diambil sebelum pandemi)

Ramadhan adalah bulan ibadah sehingga sangat sarat nuansa religius. Sebagai bentuk sukacita menyongsong datangnya bulan suci, masyarakat pun melakukan berbagai tradisi yang berbeda di setiap wilayahnya, walaupun memiliki tujuan yang sama. Berikut ini 6 tradisi menyambut Ramadhan dari berbagai daerah di Indonesia :


1. Dugderan - Semarang, Jawa Tengah

lambang krisis pangan dan telur merupakan makanan mewah
Warak Ngendok yang menjadi maskot tradisi Dugderan

Dug artinya bunyi bedug, deran berasal dari bunyi petasan. Bentuk dari perayaan dugderan adalah sebuah festival seperti karnaval yang didalamnya terdapat suara bedug dan diiringi petasan. Perayaan ini aslinya sudah dilakukan sejak jaman kolonial atau tepatnya pada tahun 1881. Tradisi ini dilakukan untuk menentukan awal puasa di bulan Ramadhan karena adanya perbedaan penentuan Ramadhan di masa itu. Kini tradisi Dugderan memiliki pergeseran makna dengan diubah menjadi semacam pesta rakyat. Festival yang dikawal oleh tabuh bedug oleh walikota Semarang, menampilkan maskot yang dikenal dengan istilah “Warak Ngendog”, sebagai lambang binatang yang sedang bertelur. Sebagaimana dikisahkan bahwa pada saat Dugderan diselenggarakan pertama kali, semarang sedang krisis pangan dan telur merupakan makanan mewah.


2. Meugang - Aceh

Tradisi memasak daging dan menikmatinya bersama keluarga
Masyarakat sedang membuat masakan daging untuk hidangan besar

Dalam tradisi ini, masyarakat akan memasak daging dan menikmatinya bersama keluarga, kerabat dan yatim piatu. Menyembelih kurban berupa kambing atau sapi di tradisi Meugang dilaksanakan tiga kali dalam setahun yakni Ramadhan, Idul Adha dan Idul Fitri. Selain sapi dan kambing yang berjumlah ratusan, masyarakat Aceh juga menyembelih ayam dan bebek. Masyarakat memasak daging di rumah, setelah itu dibawa ke masjid untuk dimakan bersama tetangga dan warga lain. Tradisi ini sangat kental suasana kebersamaannya bahkan ada anggapan, pantang jika keluarga tidak memasak daging pada hari meugang yang memiliki nilai religius sebagai bentuk rasa syukur atas nafkah yang telah dicari dalam 11 bulan.


3. Megibung - Bali

Tradisi masyarakat Bali yang mengedukasi
Megibung mengajarkan tertib makan bersama

Tradisi yang juga mempererat keakraban, kebersamaan dan toleransi juga diterapkan oleh masyarakat Karangasem, Bali. Dalam tradisi Megibung ini, beberapa kelompok orang duduk bersila dan membentuk lingkaran yang ditengahnya terdapat hidangan nasi gibungan yaitu nasi dan lauk pauk di atas nampan. Mereka makan sesuap demi sesuap dengan tertib sambil diselingi obrolan ringan. Hingga saat ini tradisi Megibung masih dilaksanakan di Karangasem dan menjadi kebanggaan masyarakat setempat terutama kaum muslim saat bulan Ramadhan.


4. Pacu jalur - Riau

Pacu Jalur sebagai perpaduan olahraga dan seni
Nilai sportifitas dalam Pacu Jalur di Riau

Di Riau, masyarakat menyambut bulan Ramadhan dengan menyelenggarakan sejenis pesta rakyat meriah dengan puncak berupa perlombaan dayung yang populer dengan nama Pacu Jalur. Sebagaimana perlombaan pada umumnya, pacu dayung juga mengajak peserta untuk bersikap sportif selama mengikuti kompetisi. Selain sebagai acara olahraga yang menarik perhatian masyarakat, Festival Pacu Jalur merupakan hasil budaya dan karya seni yang khas.


5. Megengan - Surabaya, Jawa Timur

Tradisi kue apem jelang Ramadhan di Surabaya Jawa Timur
Megengan Online sebagai dampak pandemi

Salah satu tradisi memasuki bulan Ramadhan yang unik di Indonesia ini merupakan tradisi menyantap kue apem sebagai simbol penyucian diri sebelum menjalankan ibadah puasa. Pilihan kue apem dipercaya karena kata apem yang memiliki pelafalan menyerupai kata afwan yang berarti maaf dalam bahasa arab. Namun pada tahun 2020 lalu, tradisi megengan digelar secara online karena ketentuan untuk tidak menggelar keramain akibat merebaknya virus corona. Dalam acara tersebut, Pemprov Jawa Timur menyiapkan 1441 (menandakan tahun dalam kalender Hijriyah) apem untuk dibagikan kepada masyarakat, serta menggelar tele-conference dengan sejumlah pejabat daerah. 6. Nyorog - Betawi, Jakarta

Tradisi Nyorog Betawi untuk menyambung silaturahmi menjelang Ramadhan
'Berbagi kepada keluarga yang lebih tua' menjadi semangat dalam trasidi Nyorog

Tradisi nyorong merupakan tradisi dimana masyarakat Betawi akan membagikan bingkisan berisi berbagai makanan kepada keluarga atau kerabat yang berusia lebih tua, sebagai bentuk silaturahmi dan meminta restu. Isi dari bingkisan makanan itu berupa berbagai santapan khas betawi.


Selain mencerminkan kekayaan budaya bangsa, ada banyak nilai edukasi dari keenam tradisi menjelang Ramadhan yang sudah dibahas disini. Seperti mempererat rasa kekeluargaan dan kebersamaan sebagai sesama muslim, sportifitas dalam berkompetisi, kreativitas, dan semangat berbagi sebagai bentuk rasa syukur terhadap karunia Allah SWT. Namun, untuk menjalani tradisi tersebut di masa masih pandemi seperti sekarang ini, penting agar tetap memperhatikan protokol kesehatan. Sebagian tradisi mungkin belum bisa digelar saat ini terkait masih adanya anjuran untuk tidak berkumpul. Tentu saja dengan harapan situasi segera normal kembali agar tradisi tersebut bisa kembali terlaksana.


238 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page