“Bila anda ingin hal yang biasa maka lakukan dengan cara biasa. Tapi apabila anda ingin sesuatu yang luar biasa, maka lakukanlah dengan cara yang luar biasa.” Kalimat tersebut seringkali digunakan sebagai motivasi bagi orang-orang yang ingin meraih kesuksesan dalam karir maupun hidupnya. Dan kalimat itu pula lah yang menjadi motivasi bagi Kurt Hahn, seorang warga Jerman yang pernah mengalami perjuangan lolos dari maut bersama ABK-nya, ketika menjalani misi pelayaran mengarungi samudera tahun 1940.
Saat itu kapal layar yang mereka tumpangi diterjang badai hebat. Namun Hahn selamat karena kru ABK yang dipimpinnya mampu memerankan fungsi masing-masing dengan maksimal. Berkat komunikasi yang harmonis dan perasaan senasib, tim menjadi lebih solid sehingga mampu menyelamatkan kapal mereka.
Hahn mengambil hikmah dari pengalamannya tersebut bahwa team work dan solidaritas yang baik akan mampu menghadapi tantangan sebesar apapun. Hahn lalu mengadakan kursus selama sebulan penuh dalam mendidik pelaut muda Inggris dari sebuah perusahaan pelayaran yang sedang kehilangan kegigihan untuk bertahan dari peperangan dan seringnya kejadian kapal karam. Kegiatan yang berlangsung diatas kapal yang berlayar itulah yang melahirkan kata Outbound. Mereka memiliki kebiasaan merayakan selebrasi dengan meneriakkan Outward Bound sambil melemparkan topi keatas, ketika kapal keluar dari daerah pelabuhan. Istilah Outward Bound yang artinya keluar dari keterbelengguan atau aturan-aturan pelabuhan menuju kebebasan tanpa aturan dari pelabuhan tersebut kemudian dipakai oleh Kurt Hahn sebagai nama perusahaan yang ia dirikan di Inggris.
Kurt Hahn merupakan seorang tokoh pendidikan yang mendirikan Salem School di Jerman pada 1914 – 1934 dengan misi membangun karakter melalui pendidikan. Kegiatan menantang dan akademis diterapkan dalam pendidikan tersebut yang menempatkan penekanan lebih besar pada kegiatan fisik yang non-kompetitif serta bentuk-bentuk demokrasi dari kerjasama sosial. Penerapan metode pendidikan tersebut berbeda dengan sekolah-sekolah Jerman konvensional, dimana Hahn memperoleh idenya saat masih duduk di bangku SMU. Ia menghabiskan liburan musim panas bersama teman-temannya dari sekolah umum bahasa Inggris Abbotsholme dengan berdiskusi mengenai sistem pendidikan. Disitulah Hahn terobsesi oleh pendidikan yang diterapkan oleh Plato dan Baden Powel (bapak kepanduan).
Siswa Gordonstound Course – sumber : bbcnews
Metode Hahn selanjutnya diteruskan oleh Josh Miner yang membawa masuk Outward Bound ke Amerika pada tahun 1960. Warga Amerika yang bekerja di Gordonstoun School pada tahun 1951 – 1952 sebagai Direktur kegiatan itu kemudian mendirikan Outward Bound School di Colorado tahun 1962. Dari sinilah metode Hahn berkembang pesat hingga masuk ke Indonesia pada tahun 1990.
Outward Bound Indonesia (OBI) secara resmi didirikan pada tahun 1990 oleh Djoko Kusumowidagdo dan langsung mendapat respon positif dari masyarakat dengan banyak bermunculan lembaga serupa yang salah satunya menghilangkan kata ‘ward’ hingga tercipta istilah Outbound sampai sekarang. Selanjutnya banyak istilah yang digunakan antara lain aktivitas luar ruangan, adventure, outdoor training, dll. Salah satu aktivitas yang melekat dengan istilah outbound adalah flying fox, sebuah permainan ketinggian yang banyak digemari. Kini flying fox menjadi identik dengan kegiatan outbound.
Djoko Kusumowidagdo
Sebagai kegiatan yang sudah banyak diselenggarakan komunitas atau perusahaan, kini outbound dikenal sebagai sebuah pembelajaran atau motivasi untuk membentuk karakter seseorang atau team work. Didalamnya terdapat berbagai jenis simulasi maupun permainan yang bisa melatih kesabaran, kemandirian, empati, kemampuan berkomunikasi, kepemimpinan, tanggung jawab, dsb. Dimensi alam sebagai obyek pendidikan dapat menjadi sarana yang memadai sekaligus tempat bermain yang mengasyikkan dengan berbagai metodenya.
Seiring berjalannya waktu, kegiatan outbound juga merambah sebagai salah satu metode pembelajaran luar sekolah yang diantaranya bertujuan untuk meningkatkan kreatifitas, minat, bakat dan mengasah potensi diri para siswa.
Banyak pendapat yang mengelompokkan kegiatan outbound menjadi beberapa jenis, namun umumnya jika dilihat dari aktivitasnya, outbound terbagi menjadi 2 yakni :
Flying Fox
Fun Outbound yang diisi dengan game ringan baik di alam terbuka maupun hall atau aula. Jenis permainannya biasanya lucu dan tidak menggunakan tantangan fisik yang terlalu besar. Outbound jenis ini cocok untuk peserta usia sekolah dan diatas 40 tahun.
Outbound Training adalah kegiatan outbound yang memerlukan unsur dan tantangan fisik yang lebih besar dengan prinsip menyatu dengan alam setempat. Outbound jenis ini biasanya diisi dengan survival games, adventure, jungle survivel, hiking, highrope, dll. Peserta harus siap dengan berbagai situasi yang sulit dan penuh tantangan alam. Untuk menggelar outbound jenis ini, dibutuhkan pengajar / instruktur yang menguasai medan dan materi.
Dari kedua jenis diatas, materi outbound biasanya mencakup 3 bagian yaitu :
Ice Breaking (mencairkan suasana) : permainan untuk memecahkan suasana yang bisa disebut juga sebagai perkenalan atau pemanasan. Dalam sesi ini para peserta diharapkan lebih mengenal antara peserta yang satu dengan yang lainnya.
Games Robot A – Team Building
2. Communication (komunikasi): peserta akan dikoordinasikan dalam situasi permainan-permainan yang menarik sehingga tidak membosankan. Dengan berkomunikasi, dapat membangkitkan rasa percaya terhadap rekan dan kelompoknya.
3. Team Build : permainan yang bersifat menghibur serta mengajarkan kepada peserta mengenai berbagai pengetahuan yang hanya bisa diperoleh melalui pengalaman sendiri. Dengan permainan ini, akan memperkaya wawasan sekaligus memberikan motivasi kepada para pesertanya
Dengan mengikuti kegiatan outbound, diharapkan para peserta dapat memiliki sikap dan karakter yang lebih baik misalnya menjadi lebih kreatif, mandiri, disiplin dan bertanggung jawab. Perbaikan karakter tersebut akan mendatangkan banyak manfaat bagi kehidupan.
Sumber :
Opmerkingen