top of page
Gambar penulisCitra Alam

Makna Kebangsaan Dalam Kereligian Manasik Haji

Diperbarui: 28 Jan 2021

Oleh : Bapak Nurmansyah

Sebagai umat muslim kita tentu mengenal Rukun Islam yang ke-5, yaitu berhaji. Karena salah satu kesempurnaan kita sebagai umat muslim adalah apabila kita bisa menunaikan ibadah haji. Nah sebelum kita bisa menunaikan ibadah haji, hal yang utama adalah kita harus memahami HAKEKAT dari berhaji. Tujuannya adalah jika kelak kita bisa pergi haji ke Mekkah, insya Allah kita sudah memiliki pemahaman tentang makna dari setiap Rukun Haji. Tahun 2019 ini, kami dari Citra Alam memiliki program/paket kegiatan MANASIK HAJI. Di Citra Alam, bukan hanya dijelaskan mengenai urutan, do’a dan tertib dalam berhaji, akan tetapi para peserta juga mendapat pemahaman secara komprehensif tentang hakekat dari setiap Rukun Haji tersebut.


Salah satu Rukun Haji yang tidak boleh di tinggalkan adalah Wukuf di padang Arafah. Ada hal yang menarik di dalam proses wukuf ini, dimana kita sebagai umat Muslim dan juga umat manusia di berikan pemahaman akan asal muasal manusia yang berbangsa-bangsa dan bersuku-suku ini di ciptakan oleh Allah SWT untuk saling kenal-mengenal. Di Padang Arafah inilah, manusia pertama di turunkan oleh Allah dari surga, yaitu Nabi Adam as dan Siti Hawa. Setelah sekian lama terpisah akhirnya mereka di pertemukan oleh Allah SWT atas dasar KASIH SAYANG, dan di sanalah kemudian di dirikan tugu JABAL RAHMAH.

Dengan memahami makna dari wukuf di Padang Arafah,  kita sebagai manusia dapat mengenal siapa kita dan mau kemana kita? Siapa kita dapat dijelaskan bahwa kita semua adalah umat yang SATU. Kita semua berasal dari Satu Laki-laki dan Satu Perempuan, yang kemudian menjadi berbangsa-bangsa dan bersuku-suku untuk saling kenal mengenal. Kenal mengenal bukan dalam pengertian tahu nama dll, akan tetapi kita harus saling hormat menghormati KEMERDEKAAN setiap umat manusia yang didasari atas KASIH SAYANG. 


Dan mau kemana kita? Mau kemana kita dapat dijelaskan bahwa pada akhirnya setiap yang bernyawa akan menghadapi kematian, dan kalau kita mati tentu harapannya adalah kita dapat kembali kepada Sang Maha Pencipta yaitu Allah SWT/Tuhan Yang Maha Esa. Namun pertanyaannya adalah bisakah kita nanti kembali kepada Tuhan YME, jika kita sebagai manusia selalu hidup dengan kebencian, permusuhan, perselisihan, kehancuran, bahkan saling menciptakan kerusakan/peperangan sesama umat manusia ? 

Tentu jawabnya adalah TIDAK BISA! 

Karena Allah SWT telah mengajarkan kepada kita semua sebagai umat manusia, melalui peristiwa HAJI dan Wukuf di Padang Arafah, agar kita KENAL dan TAHU bahwa kita yang berbeda-beda ini berasal dari yang SATU. itulah arti dari BHINNEKA TUNGGAL IKA. 

*)Bapak Nurmansyah adalah Direktur Sumber Daya Manusia PT Cahaya Inti Sejahtera, pusat dari unit bisnis Citra Alam 

8 tampilan0 komentar

تعليقات


bottom of page