Sebuah negara yang memberikan kebebasan menganut agama dan keyakinan bagi setiap warga negaranya pasti berkewajiban untuk menjaga dan membina kerukunan dalam perbedaan dan keragaman tersebut. Apalagi para pendahulu bangsa memang sudah membangun dan mengamanahkan negeri ini dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika yang tidak mempermasalahkan perbedaan suku, agama, ras dan golongan tertentu dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara.Untuk menjalankan amanat tersebut, pemerintah melalui departemen agama memfasilitasi penyelenggaraan Kemah Nasional Pemuda Lintas Agama Tingkat Nasional. Agenda tahunan kementerian agama RI ini diselenggarakan oleh Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) bidang harmonisasi umat beragama Kemenag RI, dan diikuti oleh ratusan peserta yang berasal dari perwakilan pemuda-pemudi lintas agama di seluruh Indonesia.
Perkemahan diisi dengan rangkaian acara yang mempererat keakraban dan rasa kekeluargaan para pemuda yang berbeda-beda agama dan keyakinannya.
Tahun lalu Citra Alam Riverside, Cilember, Bogor menjadi tempat penyelenggaraan Kemah Nasional Pemuda Lintas Agama yang diikuti oleh 450 pemuda dari enam agama di Indonesia yakni Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, Budha dan Konghucu. Para peserta mewakili seluruh provinsi di Indonesia. Acara yang berlangsung selama 5 hari tersebut dibuka oleh Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin.
Menteri Agama saat Membuka Kemah Nasional
Saat membuka kegiatan tersebut, Menag mengajak semua pemuda lintas agama yang menjadi peserta untuk senantiasa dapat merawat, menjaga dan membina kerukunan umat beragama yang sudah dibangun oleh para pendahulu bangsa. “Melalui perkemahan pemuda lintas agama yang mewakili provinsi masing-masing diharapkan bisa menjadikan momentum saling berbagi, saling kenal mengenal dan terus mendalami peran agama dalam ikut menjaga sekaligus merawat kerukunan bangsa yang sejak dulu dibangun oleh para pendahulu,” kata Menag.
Sementara kepada para pemuka agama Menag meminta untuk lebih mengedepankan informatif dan bukan konfrontatif. “Jangan menegasikan satu sama lain, namun jadikanlah agama lebih dapat merukunkan khususnya pemuda-pemudi bangsa Indonesia,” tandas Menag.
Kegiatan Kemah Pemuda Lintas Agama 2016 ini merupakan yang ketiga kalinya. Kegiatan serupa sebelumnya digelar tahun 2009 di Banjarmasin. Menurut rencana, Kemah Nasional Pemuda Lintas Agama akan rutin dilaksanakan setahun sekali dalam rangka memberikan wawasan kepada para pemuda untuk menjaga dan merawat kerukunan antar umat beragama.
Pemukulan Gong oleh Menag Tanda Dibukanya Kemah Nasional
Mengapa yang terlibat dalam kegiatan ini hanyalah pemuda? Karena menurut Kepala Pusat PKUB Ferimeldi, pemuda memiliki peranan penting dalam memelihara kerukunan umat beragama. Oleh karena itu para tokoh pemuda perlu diberikan wawasan dan pengalaman, salah satunya dengan kegiatan perkemahan. Selain itu diharapkan juga para pemuda berani dipimpin dan memimpin, membiasakan diri mendahulukan kepentingan bersama daripada individu, serta mampu mengendalikan emosi dalam berbagai kondisi.
Permainan Ice Breaking peserta dari lintas agama
Kemah yang berlangsung selama 3 hari pada 6-10 November 2016 ini sangat berkesan bagi para peserta. Kegiatan ada yang berlangsung di dalam ruangan dengan memberikan materi-materi tentang kerukunan umat beragama serta NKRI. Ada juga kegiatan yang dilakukan di luar ruangan yang bertujuan untuk meningkatkan silaturahmi serta komunikasi antara pemuda dari berbagai daerah, suku dan agama.
Permainan Games Team Building
Kegiatan seperti outbound, penampilan atraksi dari berbagai daerah berupa tarian dan lagu, malam renungan dan api unggun digelar dalam acara tersebut. Kegiatan kemah juga diisi dengan kunjungan ke enam miniatur rumah ibadah yang ada di Citra Alam Riverside.
Para pemuda ditempatkan di tenda-tenda, satu tenda diisi oleh 6 peserta dari berbagai daerah, suku serta agama. Tujuannya adalah agar mereka dapat saling mengenal serta berinteraksi sosial satu sama lain.
Menurut salah satu peserta wakil Agama Islam dari Jawa Timur, Anggita Putri Ningrum bahwa cinta tanah air lebih meningkat karena langsung berinteraksi dan berkomunikasi dengan pemuda dan pemudi dari seluruh Indonesia. Mengenal budaya, adat istiadat daerah lain serta perbedaan agama, tidak akan membatasi rasa kekeluargaan dan persaudaraan.
Penyematan tanda peserta
Senada dengan Anggita, wakil dari Agama Konghucu, Surya Dewangga berpendapat, kegiatan kemah nasional pemuda lintas agama sangat menarik, karena bisa saling mempelajari dan memahami keberagaman sehingga dapat saling toleran. Maria Novita Numut, pemudi asal Papua mengaku mendapat pengalaman berharga dengan mengikuti kegiatan kemah ini. Selain bisa saling bersilaturahmi, juga bisa meningkatkan wawasan dengan mengenal pemuda dari berbagai daerah. Maria yang menganut Kristen Katolik berangkat bersama rombongan pemuda dan pendamping dari Papua sebanyak 7 orang yang berasal dari berbagai suku serta agama yakni Islam, Nasrani, Katolik, Budha, Hindu hingga Konghucu.
Kata Sambutan dan Pengarahan dari Menteri Agama
Event perkemahan nasional pemuda lintas agama diharapkan dapat berlangsung dari tahun ke tahun untuk mempererat semangat kebersamaan dan tali persaudaraan antar pemeluk agama. Sebab keberagaman suku, adat, budaya dan agama di Indonesia merupakan kekayaan yang tak ternilai harganya sebagai landasan atau dasar dari terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa.
Sumber :
Comentários