Urusan pendidikan di negeri ini tidak pernah terpisah dari kebudayaan, sejak dahulu. Dalam perjalanannya, pendidikan dan kebudayaan memang merupakan 2 hal yang tak terpisahkan. Ibarat dua sisi mata uang, keduanya merupakan proses kreatif. Bung Hatta secara tepat menyatakan bahwa apa yang diajarkan dalam proses pendidikan adalah kebudayaan, sedangkan pendidikan itu sendiri adalah proses pembudayaan.
Di era perkembangan zaman yang sarat dengan pesatnya kemajuan teknologi, masalah pendidikan dan kebudayaan tetap menjadi perhatian. Hal itu terlihat dengan dijadikannya kata cerdas berbudaya sebagai tagline dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional 2019. Mengapa budaya menjadi concern tersendiri di era generasi yang disebut sebagai milenial ini ?
Diakui oleh Staf Ahli Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Regulasi Pendidikan dan Kebudayaan Chatarina M Girsang, terdapat tiga fenomena global yang harus dipertimbangkan saat menyiapkan generasi Indonesia, yaitu fenomena Revolusi Industri 4.0, tatanan peradaban masyarakat di masa depan dan fenomena abad kreatif. Untuk itu Chatarina mengimbau kepada para pemangku kepentingan pendidikan dan kebudayaan, agar dalam menerapkan kebijakan dan program penyiapan SDM, mempertimbangkan ketiga fenomena tersebut.
Sebagai contoh penerapannya, Pemerintah Daerah Jawa Barat mendorong generasi milenial dan generasi Z agar meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dengan tetap bertumpu pada akar budaya, etika dan tata nilai ketimuran. Menurut Sekretaris Daerah Jabar Iwa Karniwa, nilai filosofi menjadi fondasi kuat agar dapat menapaki era masyarakat revolusi industri 4.0. Diharapkan generasi penerus yang memang melek teknologi internet dengan media sosialnya memiliki sikap bijak dalam berinteraksi dengan berbagai pihak. “Sehingga pengetahuannya menjadi mumpuni luas dan punya inovasi sekaligus juga kolaborasi untuk meningkatkan potensinya,” katanya. Dengan demikian, Iwa menambahkan, di masa mendatang siswa tidak hanya dapat ijazah melainkan sertifikat kompetensi sebagai bekal mereka di dunia kerja.
Sistem pendidikan harus menjadi jantung kebudayaan. Begitulah pesan yang pernah disampaikan Presiden Joko Widodo. Menurutnya, hal terpenting adalah harus bisa memastikan pendidikan dan kebudayaan menjadi sumber kekuatan, persatuan dan sumber memenangkan persaingan global. “Anak-anak tidak boleh ketinggalan IPTEK dan teknologi harus digunakan untuk memperkuat peradaban lokal kita.”
*) dari berbagai sumber
Comentários